WELCOME TO MY BLOG..... TERIMA KASIH UDAH MAMPIR

Maturnuwon jika bahannya kurang lengkap silahkan coment supaya kami bisa memperbaikinya Terima Kasih Alhamdulillah Jaza Kumullohu Khoiro

Rabu, 05 Agustus 2009

askep hipospadia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN KASUS SISTEM PERKEMIHAN
(HIPOSPADIA)
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan yang letak meatus uretra eksterna terletak lebih keproksimal dipermukaan ventral penis. Pada keadaan normal meatus uretra ekstrena ini terletak pada ujung glans penis (bagian paling distal)
(Hermana, Asep. 2000. Teknik Khitan Panduan Lengkap Sistematis dan Praktis. Jakarta : Widya Media)
Hipospadia adalah kelainan bawahaan berupa lubang uretra yang terletak di bagian bawah dekat pangkal penis.
(Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit : Jakarta : EGC)
Hipospadia adalah muara uretra yang terletak di bawah permukaan buah zakar.
(Kamus Kedokteran. 2003. Buku Kedokteran. Jakarta : EGC)

B. Etiologi
Merupakan salah satu dasar kelainan kongenital paling sering pada gentalia laki-laki, terjadi pada satu dalam 350 kelahiran laki-laki, dapat dikaitkan dengan kelainan rongenital lain seperti anomali ginjal dan genetik seperti sindroma klinefelter.


C. Pengkajian
• Inspeksi terhadap genitalia menunjukkan letak abnormal uretra.
• Bayi atau anak laki-laki tidak dapat berkemih dengan penis berada pada posisi naik yang normal.

D. Penatalaksanaan
Operasi koreksi sebaiknya dikerjakan pada usia pra sekolah. Pada bayi dilakukan kordektomi untuk meluruskan penis pada usia 2-4 tahun rekonstruksi tahap kedua yang terdiri dari rekonstruksi retra.



DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Nyeri berhubungan dengan faktor fisik contoh : kerusakan kulit / jaringan (insisi) ditandai dengan
Do : Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah, perubahan tanda vital
Ds : Laporan nyeri
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma bedah ditandai dengan
Do : Kerusakan permukaan kulit, gangguan penyembuhan
Ds : Laporan luka masih belum sembuh
3. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan bedah diversi, trauma jaringan ditandai dengan
Do : Perubahan jumlah, karekter urine
Ds : Susah dalam buang air kecil
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kontaminasi kateter selama pemasangan ditandai dengan
Do : Warna keluaran berubah (agak keruh)
Ds : -
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan ditandai dengan kurang terpajan / mengingat ditandai dengan
Do : Tidak akurat mengikuti instruksi
Ds : Meminta informasi, menyatakan masalah


DIAGNOSA KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

1. Nyeri berhubungan dengan faktor fisik contoh : kerusakan kulit / jaringan (insisi) ditandai dengan
Do : Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah, perubahan tanda vital
Ds : Laporan nyeri
Tujuan : nyeri berkurang
K/H : - Menyatakan nyeri terkontrol
- Menunjukkan nyeir hilang, mampu tidur/istirahat dengan tepat
Intervensi :
- Kaji nyeri, catat lokasi, karekteristik, intensitas (skala 0-10)
- Dorong pasien untuk menyatakan masalah
- Berikan tindakan kenyaman misal : ubah posisi
- Dorong penggunaan teknik relaksasi
- Kolaborasi, berikan obat sesuai indikasi mil : narkotik, analgen
Implementasi
- Mengkaji nyeri, mencatat lokasi nyeri, karekteristik, intensitas (skala 0-10)
- Mendorong pasien untuk menyatakan masalah dimana, bagaimana nyeri tersebut.
- Memberikan tindakan kenyamanan misal mengubah posisi pasien. (gunakan tindakan pendukung sesuai kebutuhan)
- Mendorong penggunaan teknik relaksasi mis : bimbingan imajinasi, visualisasi
- Memberikan obat sesuai indikasi misal : narkotik, analgesik.
Rasional :
- Membantu mengevaluasi : derajat ketidaknyamanan dan keefektifan analgesik atau dapat menyatakan terjadinya komplikasi
- Menurunkan ansietas / takut dapat meningkatkan relaksasi / kenyamanan
- Mencegah ketidaknyamanan, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkat kemampuan koping.
- Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian sehingga menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan
- Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma bedah ditandai dengan
Do : Kerusakan permukaan kulit, gangguan penyembuhan
Ds : Laporan luka masih belum sembuh
Tujuan : Kulit normal tidak terlihat rusak
K/H : Menunjukkan penyembuhan luka sesuai waktu tanpa komplikasi
- Sokong insisi bila mengubah posisi, batuk, napas dalam dan ambulasi
- Observasi insisi secara periodik
- Berikan perawatan insisi rutin
Implementasi :
- Menyokong insisi bila mengubah posisi, batuk, napas dalam dan ambulasi
- Mengobservasi insisi secara periodik
- Memberikan perawatan insisi rutin
Rasional :
- Menurunkan kemungkinan jahitan terbuka
- Mempengaruhi pilihan intervensi
- Meningkatkan penyembuhan

3. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan bedah diversi, trauma jaringan ditandai dengan
Do : Perubahan jumlah, karekter urine
Ds : Susah dalam buang air kecil
Tujuan : Eliminasi urine normal / menjadi seperti sebelum sakit
K/H : Menunjukkan aliran urine terus menerus dengan haluaran urine adekuat untuk situasi individu.
Intervensi :
- Catat keluaran urine, selidiki penurunan / penghentian aliran urien tiba-tiba
- Observasi dan catat warna urine
- Tunjukkan teknik katerisasi sendiri
- Dorong peningkatan cairan dan pertahankan pemasukan akura
- Awasi tanda vital
Implementasi :
- Mencatat keluaran urine, selidiki penurunan / penghentian aliran urien tiba-tiba
- Mengobservasi dan catat warna urine
- Menunjukkan teknik katerisasi sendiri
- Mendorong peningkatan cairan dan pertahankan pemasukan akura
- Mengawasi tanda vital
Rasional
- Penurunan aliran urine tiba-tiba dapat mengindikasikan abstuksi / disfungsi
- Urine dapat agak kemerahmudaan, yang seharusnya jernih sampai 2-3 hari
- Kateterisasi periodik mengosongkan wadah
- Mempertahankan hidrasi dan aliran urine baik
- Indikator keseimbangan cairan menunjukkan tingkat hidrasi dan keefektifan terapi penggantian cairan.

Evaluasi
1. Penilaian untuk perubahan yang dirasa / aktual
2. Komplikasi dapat dicegah / minimal
3. Prosedur / prognosis, program terapi, potensial komplikasi dipahami dan sumber pendukung teridentifikasi.


DAFTAR PUSTAKA

Hermana, Asep. 2000. Teknik Khitan Panduan Lengkap Sistematis dan Praktis, Jakarta : Widya Media
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Doenges, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Bacharin, Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2. Jakarta : EGC
Kamus Kedokteran. 2003. Buku Kedokteran. Jakarta : EGC
Price, Sylvia A dan Worraine M. Wilson. 1997. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta : EGC


PERTANYAAN

1. Jelaskan diagnosa No : 1 ? (Tri Lestari )
Jawab :
Nyeri berhubungan dengan fisit contoh : kerusakan kulit / jaringan (insisi)
Kami mengambil diagnosa ini dikarenakan kami mengambil diagnosa post operasi, kalau menurut kami diagnosa pre operasi tidak begitu penting untuk diambil, karena pre operasi tidak ada gejala yang begitu berarti untuk diangkat.

2. Apakah ada diagnosa sebelum operasi ? (Afrina RD)
Jawab :
Ada, hanya sebatas gangguan rasa nyeri, sehingga kami tidak mengangkat diagnosa per operasi.

3. Penjelasan tentang, hipospadia dan bisa kembali seperti nomal tidak ? (Masripah)
Jawab :
Hipospadia itu panyakit / suatu kelainan bawaan, uretranya pendek, dan letak meatus uretranya terletak ke daerah proksimal, sehingga air urinenya merembes, dengan jumlah normal / tidak mengganggu volume urine. Bila dioperasi dapat kembali seperti normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar